Zaenab yang menjadi pendamping pelaku industri rumahan menjadikan penghargaan dari Kemen PPPA penyemangat diri untuk terus berupaya memajukan industri rumahan di Kabupaten Rembang.
Sedikitnya ada 650 industri rumahan yang Ia dampingi hingga saat ini. Suka duka dalam mendampingi para pelaku industri rumahan Ia jadikan sebagai pengalaman yang tak terlupakan.
Seperti mengubah penggunaan alat produksi manual atau tradisional dengan alat yang lebih modern, penggunaan kemasan yang baik hingga pemanfaatan teknologi sebagai sarana pemasaran. Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang serba terbatas seperti ini, pemasaran melalui online sangatlah diperlukan.
Tantangan terbesar Zaenab adalah mengubah mindset para perempuan. Pernah suatu ketika dirinya mendapat telepon dari salah satu suami pelaku industri rumahan yang protes karena tidak suka melihat istrinya ikut pelatihan dengan alasan perempuan itu harus di rumah saja.
Baca juga: Dua Pabrik Tahu Ditutup Karena Tak Berizin dan Cemari Lingkungan
Padahal tujuan keberadaan industri rumahan tidak lain agar para perempuan lebih berdaya secara ekonomi melalui wirausaha.
“Saya berharap ke depan akan lebih banyak lagi wanita yang mau berwirausaha, mau merubah sudut pandang bahwa dengan berwirausaha mereka juga bisa jadi lebih berdaya. Berdaya bukan sekedar perempuan yang kerja dikantoran, dengan berwirausaha perempuan dimanapun bisa merasakan manfaatnya,” jelasnya.
Perempuan dari Desa Pedak Sulang ini berharap, seluruh desa yang ada di Kabupaten Rembang bisa memiliki industri rumahan khususnya dari para ibu-ibu rumah tangga. Dengan begitu mereka juga bisa turut membantu meningkatkan taraf pendidikan anak anaknya dan tidak pasrah dengan keadaan. (*)
Baca juga: Catatan Hari Perempuan Sedunia, Masih Ada Diskriminasi Jenjang Karir
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa PS