Setelah 24 jam, lanjutnya, ekstra kental dringo ini disaring untuk mendapatkan filtratnya. Setelah itu, filtrat diuapkan dengan suhu 60 derajat celcius hingga menghasilkan ekstrak kental dringo itu.
“Ekstrak dringo tadi dicampurkan dan diaduk merata dengan texapone, Aloe vera dan jelantah. Setelah itu, dilarutkan dengan aquades. Setelah itu, baru dimasukkan ke botol,” jelasnya.
Sriatun yang merupakan guru pembimbing pembuatan pestisida ini, mengungkapkan, pestisida buatan muridnya ini telah diuji coba ke hama ulat yang ada di tanaman cabai. Hasilnya, setelah dilakukan penyemprotan 1×24 jam, ulat itu mati.
“Tidak ada efek untuk tanaman aman, lantaran menggunakan bahan alami. Selain itu, bekas penyemprotan di daun juga tidak layu,” tandasnya. (*)
Baca juga:
- Tim E-Sport Pati Borong Gelar di Ajang E-Sport Tingkat Keresidenan
- KKP Dinilai Tak Berpihak Nelayan, Dewan Pati dan Nelayan Siap Sambangi DPR
- Video : Akademi Persib Bentuk Kelas Khusus di SMA Pati
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati