Senada dengan Suparmi, menurut Siswati, mayoritas warga Desa Pasucen memilih beternak kerbau karena akses makannya mudah, yaitu dengan dilepaskan saja di area hutan. Di samping itu juga karena di Desa Pasucen terdapat banyak sungai, sehingga tidak terlalu repot untuk memandikannya.
“Diliarkan pagi sampai sore, cuma dipantau saja. Kalau mandi ya cukup dilepas ke sungai buat gupak,” tuturnya.
Hanya saja, seturut penuturan Suparmi, jumlah peternak kerbau di Desa Pasucen saat-saat ini mengalami penurunan. Hal tersebut lantaran adanya pabrik semen yang memakan sebagian lahan hutan yang biasanya digunakan warga setempat untuk menggembalakan kerbau-kerbaunya.
“Dulu di sini banyak yang punya kerbau. Tapi semenjak ada pabrik, banyak yang dijual. Karena sudah ndak ada tempat untuk menggembala,” terangnya. (*)
Baca juga:
- Museum RA Kartini Rembang, Dapatkan Dana Alokasi dari Dirjen Kebudayaan
- Sejumlah Desa di Kabupaten Rembang, Mengalami Kekosongan Perangkat
- Meningkat 2 Kali Lipat, Pelaku UMKM di Rembang Capai 89 Ribu
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati