Pati, Mitrapost.com– Kabupaten Pati merupakan salah satu wilayah yang berpotensi menjadi penghasil porang produktif di Indonesia.
Pasalnya, dengan kandungan tanah yang baik, ketinggian yang cocok, suhu yang sesuai, serta banyaknya tanaman tegak pendukung budidaya porang dinilai tepat menjadi wilayah yang potensial.
Perlu diketahui, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati mencatat di Kabupaten Pati memiliki banyak tanaman tegakan, seperti diantaranya pohon jati. Dengan intensitas naungan berkisar 50 sampai dengan 60 %.
Baca Juga: Ekspor Porang Naik, Pati Berpeluang Menjadi Penyuplai
Menurut salah satu petani porang di Kabupaten Pati, Siswanto mengungkapkan bahwa intensitas naungan tanaman tegak di Pati cocok untuk budidaya porang. Karena pertumbuhan porang akan semakin produktif dengan adanya tanaman yang menaungi.
“Porang semakin produktif dengan adanya naungan tanaman tegak. Karena dapat mengurangi resiko terpapar sinar matahari secara langsung,” ungkapnya kepada Mitrapost.com, Sabtu (5/6/2021)
Menurutnya, pengaruh radiasi sinar matahari akan mempengaruhi tampilan fisik dan kesuburan porang. Karena ketika terpapar sinar matahari secara langsung akan menjadi kuning. Berbeda jika di bawah naungan tanaman tegak, porang akan tampil hijau dan lebih subur.
Baca Juga: Petani Porang Pati Butuh Dukungan Modal
Selain itu, minimnya lahan yang memiliki tanaman tegak yang cocok untuk budidaya tanam porang mempengaruhi kesulitan petani dalam menanam tanaman tersebut.
Hal tersebut menyebabkan dirinya bersama petani lain berkoordinasi untuk bekerjasama dengan pengelola lahan Perhutani.
Hal tersebut bertujuan supaya diijinkan untuk menanam tanaman porang di lahan Perhutani yang notabene memilik banyak tanaman tegak.
“Kami telah melakukan komunikasi dengan Perhutani agar kami diijinkan menanam porang di sana. Kami sedang mengurus surat ijinnya,” ujar Siswanto
Baca Juga: Dispertan Genjot Budidaya Porang di Pati
Walaupun ijinnya belum turun, tetapi pihaknya telah berkomunikasi dengan upaya jaminan dapat mengamankan tanaman di kawasan Perhutani yang sering terjadi pencurian.
“Kami saling menjaga dan memanfaatkan lahan. Karena problematikanya sekarang adalah soal keamanan tanaman. Banyak pencurian,” ucapnya
Siswanto sendiri telah menanam Porang seluas 40 hektare di kawasan Perhutani, tepatnya di Regaloh, Tlogowungu. Tanaman porangnya dibudidaya di sela-sela tanaman jati sebagai naungannya. (*)
Baca Juga:
- Menembus Pasar Ekspor, Budidaya Porang Perlu Difasilitasi
- Tingkatkan Ketahanan Pangan, Kodim Rembang Optimalkan Budidaya Porang
- Jateng Ekspor 100 Ton Porang, Dintanpan Rembang Minta Pendampingan Budidaya
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra