“Tadi saya menyeberang waduk menuju Kebun JKT, yaitu Kebun Jambu Kristal Tempuran. Jangan hanya jambu kristal, bisa juga dikembangkan anggur, durian, dan bisa juga peternakan sapi,” katanya.
Melihat potensi di sekitar waduk, termasuk Kebun JKT dan hamparan rumput gajah yang tumbuh subur. Menurutnya pemerintah desa bisa mengajak masyarakat membudidayakan sapi potong atau perah. Apabila pemerintah desa dan masyarakat dapat memanfaatkan peluang itu, akan meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Adanya pandemi Covid-19, sekarang masyarakat butuh dolan. Wisata Waduk Tempuran ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat Blora dan sekitarnya. Namun demikian harus tetap dijaga protokol kesehatannya, selalu pakai masker dan menjaga jarak,” pintanya.
Kepala Desa Tempuran, Keman menjelaskan, waduk yang dibangun tahun 1916 oleh kolonial Belanda, saat ini tidak hanya berfungsi sebagai lahan penyimpanan air untuk keperluan pertanian dan perikanan. Namun sudah dikembangkan menjadi arena pelatihan cabang dayung, dan kawasan wisata perahu naga, petik jambu kristal, wisata edukasi, serta sentra kuliner aneka olahan ikan.