Firman Allah Menceritakan Malaikat Malik hingga Siksa Neraka dalam Surat Az Zukhruf

Mitrapost.comAllah SWT berfirman menceritakan keberadaan Malaikat Malik dalam surat Az Zukhruf. Surat tersebut juga menyimpan banyak pelajaran.

“Salah satu faedah surat Az Zukhruf adalah penyebutkan nama malaikat penjaga neraka yaitu Malik. Hal ini dijelaskan dalam surat ayat 77,” tulis buku Tadabur Al-Qur’an Menyelami Makna Al-Qur’an dari Al-Fatihah Sampai An-Nas karya Syaikh Adil Muhammad Khalil.

Perlu diketahui sebelumnya, Malaikat Malik mempunyai tugasi menjaga pintu neraka. Tempat bagi hambaNya yang abai terhadap perindah dan larangan Allah SWT.

Di neraka tersebut, para penghuni tidak dapat bisa keluar meski sangat tersikasi. Bacaan surat Az Zukhruf menjadi pengingat bagi hambaNya untuk selalu taat pada perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

Setiap umat muslim disarankan untuk membaca dan mengetahui surat ini.

Berikut Surat Az Zukhruf 1-89 disertai latin dan artinya;
حمٓ

ḥā mīm

1. Haa Miim.

وَٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِ

wal-kitābil-mubīn

2. Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan.

إِنَّا جَعَلْنَٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

innā ja’alnāhu qur`ānan ‘arabiyyal la’allakum ta’qilụn

3. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).

وَإِنَّهُۥ فِىٓ أُمِّ ٱلْكِتَٰبِ لَدَيْنَا لَعَلِىٌّ حَكِيمٌ

wa innahụ fī ummil-kitābi ladainā la’aliyyun ḥakīm

4. Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.

أَفَنَضْرِبُ عَنكُمُ ٱلذِّكْرَ صَفْحًا أَن كُنتُمْ قَوْمًا مُّسْرِفِينَ

a fa naḍribu ‘angkumuż-żikra ṣaf-ḥan ang kuntum qaumam musrifīn

5. Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?

Baca Juga :   Rachel Vennya Dituding Kabur dari Karantina Wisma Atlet

وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِن نَّبِىٍّ فِى ٱلْأَوَّلِينَ

wa kam arsalnā min nabiyyin fil-awwalīn

6. Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.

وَمَا يَأْتِيهِم مِّن نَّبِىٍّ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ

wa mā ya`tīhim min nabiyyin illā kānụ bihī yastahzi`ụn

7. Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

فَأَهْلَكْنَآ أَشَدَّ مِنْهُم بَطْشًا وَمَضَىٰ مَثَلُ ٱلْأَوَّلِينَ

fa ahlaknā asyadda min-hum baṭsyaw wa maḍā maṡalul-awwalīn

8. Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Al Quran) perumpamaan umat-umat masa dahulu.

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ ٱلْعَزِيزُ ٱلْعَلِيمُ

wa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqụlunna khalaqahunnal-‘azīzul-‘alīm

9. Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

allażī ja’ala lakumul-arḍa mahdaw wa ja’ala lakum fīhā subulal la’allakum tahtadụn

10. Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.

وَٱلَّذِى نَزَّلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَنشَرْنَا بِهِۦ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ

wallażī nazzala minas-samā`i mā`am biqadar, fa ansyarnā bihī baldatam maitā, każālika tukhrajụn

11. Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).

Baca Juga :   Penemuan Benda Misterius di Laut Natuna

وَٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْفُلْكِ وَٱلْأَنْعَٰمِ مَا تَرْكَبُونَ

wallażī khalaqal-azwāja kullahā wa ja’ala lakum minal-fulki wal-an’āmi mā tarkabụn

12. Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.

لِتَسْتَوُۥا۟ عَلَىٰ ظُهُورِهِۦ ثُمَّ تَذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا ٱسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا۟ سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقْرِنِينَ

litastawụ ‘alā ẓuhụrihī ṡumma tażkurụ ni’mata rabbikum iżastawaitum ‘alaihi wa taqụlụ sub-ḥānallażī sakhkhara lanā hāżā wa mā kunnā lahụ muqrinīn

13. Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,

وَإِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ

wa innā ilā rabbinā lamungqalibụn

14. dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami”.

وَجَعَلُوا۟ لَهُۥ مِنْ عِبَادِهِۦ جُزْءًا ۚ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَكَفُورٌ مُّبِينٌ

wa ja’alụ lahụ min ‘ibādihī juz`ā, innal-insāna lakafụrum mubīn

15. Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).

أَمِ ٱتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍ وَأَصْفَىٰكُم بِٱلْبَنِينَ

amittakhaża mimmā yakhluqu banātiw wa aṣfākum bil-banīn

16. Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki.

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ

wa iżā busysyira aḥaduhum bimā ḍaraba lir-raḥmāni maṡalan ẓalla waj-huhụ muswaddaw wa huwa kaẓīm

Baca Juga :   Covid Terkendali, Jamaah Boleh Rapatkan Shaf Sholat Lagi

17. Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih.

أَوَمَن يُنَشَّؤُا۟ فِى ٱلْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى ٱلْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ

a wa may yunasysya`u fil-ḥilyati wa huwa fil-khiṣāmi gairu mubīn

18. Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran.

وَجَعَلُوا۟ ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ ٱلَّذِينَ هُمْ عِبَٰدُ ٱلرَّحْمَٰنِ إِنَٰثًا ۚ أَشَهِدُوا۟ خَلْقَهُمْ ۚ سَتُكْتَبُ شَهَٰدَتُهُمْ وَيُسْـَٔلُونَ

wa ja’alul-malā`ikatallażīna hum ‘ibādur-raḥmāni ināṡā, a syahidụ khalqahum, satuktabu syahādatuhum wa yus`alụn

19. Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.

وَقَالُوا۟ لَوْ شَآءَ ٱلرَّحْمَٰنُ مَا عَبَدْنَٰهُم ۗ مَّا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

wa qālụ lau syā`ar-raḥmānu mā ‘abadnāhum, mā lahum biżālika min ‘ilmin in hum illā yakhruṣụn

20. Dan mereka berkata: “Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)”. Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan bit.ly/googlenewsmitrapost dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati