Rembang, Mitrapost.com – Salah satu tokoh agama yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Kecamatan Pamotan, Rembang, KH Faiq Muthi mengaku prihatin atas polemik honor guru Madin – TPQ, dan perawat jenazah di Kabupaten Rembang.
Gus Faiq sapaan akrabnya, menyebut sejatinya profesi guru Madin, PAUD, TPQ hingga para perawat jenazah pada prinsipnya adalah pengabdian. Namun, menurutnya Pemkab tak dapat memandang sebelah mata kondisi itu.
Baca juga: Imam Maskur Nilai Masyarakat Rembang Belum Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
“Saya prihatin atas nama pengasuh pesantren, Guru Madrasah, TPQ, dan perawat jenazah memang ya prinsipnya pengabdian. Tapi kan seorang pemimpin kalau memang komitmen mau memperhatikan, ya serius. Kalau hanya dianggarkan 5 bulan saja, lalu bulan – bulan berikutnya bagaimana nasib mereka. Artinya setelah itu tidak ada harapan lagi,” katanya.
Sebelumnya, Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Induk 2021 menjadi sorotan. Ada dua persoalan yakni anggaran untuk guru Madin, PAUD dan perawat jenazah yang hanya dianggarkan 5 sampai 6 bulan.