Warga Masih Kesulitan Dapatkan Pupuk Subsidi, Begini Jawaban DPRD Jawa Tengah

Pati, Mitrapost.com – Selain dihadapkan dengan langkanya pupuk, para petani di Kabupaten Pati mengeluhkan sulitnya mengakses pupuk bersubsidi.

Di Desa Kebonturi Kecamatan Jaken Kabupaten Pati tim Mitrapost.com mendapatkan kesaksian dari Jadi selaku Kepala Desa Plosojenar Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati, ketika menyampaikan uneg-unegnya kepada Anggota DPRD Jawa Tengah, Endro Dwi Cahyono dalam Kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020, Senin (16/11/2020).

Baca juga: Penebusan Pupuk Bersubsidi Pakai Kartu Tani, Petani Kesulitan Buat Kartu Tani

Jadi mengungkapkan bahwa, masyarakat masih kesulitan mendapatkan akses pupuk subsidi lantaran ruwetnya regulasi mengurus kartu tani.

“Menebus pupuk dengan kartu tani masih sulit. Petani misalnya yang dapat (jatah) 5 sak saja harus buat kartu tani. Petani kesulitan bagaimana caranya beli pupuk. Do nangis, pupuk juga langka,” kata Kepala Desa Ploso Jenar Kecamatan Jakenan itu, Senin (16/11/2020).

Baca juga: Dewan Pati Imbau Warga Segera Buat Kartu Tani

Endro Dwi Cahyono, Anggota DPRD Jawa Tengah yang juga politisi dari Partai PDI tersebut langsung menanggapi keluhan dari Jadi. Ia mengungkapkan kelangkaan pupuk yang terjadi saat ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Diantaranya adalah adanya miskomunikasi antara sosialisasi di tingkat pemerintah dan lini bawah.

Baca juga: Kekurangan Pupuk Bersubsidi, Dispertan Pati Minta Tambahan ke Pemprov

Secara regulasi, yang berhak mendapat pupuk bersubsidi adalah masyarakat yang mempunyai lahan kurang dari 2 hektar.

“Ada petani bukan golongan itu ternyata juga ingin mendapatkan itu (pupuk bersubsidi). Ikut teriak-teriak dia ga layak,” kata Endro.

Baca juga: Dewan Pati Minta Bank Permudah Proses Pembuatan Kartu Tani

Alasan kedua, lanjut Endro, masih adanya oknum distributor yang secara sengaja tidak menjual pupuknya kepada petani penerima subsidi, agar pupuk bisa dijual dengan harga non-subsidi yang lebih mahal.

“Ada masalah juga di distributor. Ketika punya kuota, masih ada, kadang dibilang habis supaya bisa dijual untuk non-subsidi,” imbuh Endro. (*)

Baca juga: 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati