“Sebelum adanya kampanye ini, mereka pragmatis, mau praktisnya saja. Masih hijau langsung dipetik dan dicampur. Pas dibeli pengepul tengkulak pasti harganya beda,” imbuhnya.
Setelah beberapa kampanye dilakukan Edy mengaku para petani sudah merasakan perbedaan antara petik merah dan petik tradisional.
Baca juga: Video : Permudah Petani, Dispertan Pati Pinjamkan Alat Panen
“Dengan adanya ini petani membuktikan dengan petik merah, dia dapat harga yang beda, kualitas lebih bagus, dan produktivitas beda,” imbuh Edy
Selain kampanye cara panen, Edy mengatakan Dispertan Pati juga kampanyekan program Desa Mandiri Benih (DMB) yang diharapkan dapat mendukung capaian sasaran produksi kopi dari aspek pembenihan.
Baca juga: Pupuk Subsidi Tinggal 20 Persen, Dispertan Pati Minta Petani Buat Pupuk Organik
“Kemungkinanan nanti ada desa mandiri benih di Gunungsari,” katanya.
Kedua kampanye tersebut diharapkan mampu mengedukasi masyarakat, meningkatkan produktivitas serta menggali potensi komoditas kopi Kabupaten Pati.(*)
Baca juga:
- Dispertan Pati Ungkap Penyebab Kelangkaan Kopi
- Permudah Petani, Dispertan Pati Pinjamkan Alat Panen
- Tarik Minat Anak Muda, Dewan Pati Usulkan Dispertan Adakan Lomba Pertanian
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati