Minimnya Sosialisasi Menjadi Kendala Distribusi Pupuk Subsidi

Nuril menambahkan permasalan lain adalah kebiasaan penggunaan pupuk oleh petani. Selama ini petani hanya menakar pupuk dengan cara mengira-ngira tanpa menggunakan campuran pupuk berdasarkan dosis yang ada.

Petani tidak menggunakan saran seperti mencampur dengan penggunaan pupuk organik. Dengan alasan itu akhirnya masyarakat lebih banyak menggunakan pupuk kimia, yang berdampak pula dengan permintaan di masyarakat.

“Maka dalam hal ini jatah pupuk urea misalnya yang dicanangkan pemerintah hanya dua sak dan dua sak lainnya adalah pupuk organik. Namun kebiasaan petani memakai urea biasanya 3 sak tanpa pupuk organik maka petani juga akan kesulitan mencari tambahan tersebut,” imbuhnya.

Baca juga: Petani Rembang Keluhkan Sulitnya Peroleh Pupuk Subsidi

Baca Juga :   2021-2026, Rembang Akan Fokus Pada Industri Pengolahan

Nuril berharap supaya pemerintah segera memperbaiki teknis-teknis yang menghambat terdistribusinya pupuk subsidi kepada petani. Selain itu agar kelompok tani yang ada lebih terbuka pada petani serta lebih masif dalam menyosialisasikan program dan kebijakan-kebijakan pemerintah terkait pertanian.

“Selain itu birokrasi-birokrasi yang merugikan para petani agar segera diputus mata rantainya,” pungkasnya. (*)

Baca juga: Distribusi Pupuk Subsidi, Kades Sempu Segera Lakukan Pendataan Kartu Tani

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur : Ulfa PS