Ubi Kayu Gunungwungkal Jadi Penyuplai Bahan Baku Tapioka di Kabupaten Pati

Pati, Mitrapost.com– Tanaman ubi kayu merupakan salah satu komoditas pertanian besar di kecamatan Gunungwungkal.

Meski luas lahan tidak sebesar padi, akan tetapi ubi kayu di Kecamatan Gunungwungkal telah dipercaya sebagai penyuplai bahan baku tepung tapioka di Kabupaten Pati.

Menurut koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gunungwungkal, Med Nurhindarno, lahan di Gunungwungkal sangat cocok untuk ditanami tanaman ubi kayu.

Oleh karena itu, sebagian besar lahan dimanfaatkan dengan ditanami ubi kayu. Mengingat, daerah tersebut menjadi penyedia bahan baku tepung tapioka.

Baca Juga: Tim Tanggap Insiden Siber Pati Dinilai BSSN

“Hasil panen ubi kayu yang berasal dari Gunungwungkal, nantinya dikirim ke pabrik pengolahan tepung tapioka di Margoyoso”, ungkapnya.

Ia pun menyebutkan bahwa perawatan tanaman ubi kayu tidaklah sulit. Ditambah lagi, tanaman ubi kayu jarang terserang oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

“Kami memiliki kontur tanah yang beragam ketinggiannya. Ada yang di dataran rendah, ada yang di dataran menengah, dan ada yang di lereng gunung. Lahan-lahan tersebut mudah sekali untuk ditanami ubi kayu. Karena tanaman ini bisa ditanam dimana saja dan kapan saja”, ungkapnya kepada Mitrapost.com, Kamis (29/4/2021).

Baca Juga: Pacu UMKM dan Kawula Muda, PWI Pati Gelar Motion Infographic Contest

Perlu diketahui, bahwa luas lahan ubi kayu di Kecamatan Gunungwungkal mencapai 2.158 hektare dan berada di urutan nomor 2 setelah padi. Sedangkan, luas lahan padi mencapai 3.287 hektare.

Akan tetapi, Med mengungkap bahwa permintaan ubi kayu dalam dua tahun terakhir cenderung menurun dan menyebabkan harga turun dan tidak stabil. Sehingga petani mengalami kerugian.

BPP Kecamatan Gunungwungkal berusaha keras untuk memperoleh titik temu dalam mengatasi kerugian yang dihadapi petani.

Baca Juga: Bioskop Sudah Buka, Plaza Pragola Pati Masih Seperti Tak Berpenghuni

Yakni dengan mengimbau petani untuk menanam komoditas lain yang lebih memiliki prospek harga yang bagus.

“Melalui beberapa agenda penyuluhan yang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) lakukan, kami berupaya mengajak petani agar menanam tanaman lain agar lahannya lebih bervariasi”, ujarnya.

Ia mengajak petani untuk menanam komoditas buah-buahan yang memiliki ketahanan usia pohon lebih lama. Sehingga dinilai mampu meminimalisir pengeluaran petani dalam menyediakan modal tanam. (*)

Baca Juga:

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Mila Candra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati