-
Alasan Pekerja Menerapkan Quiet Quitting
Quiet quitting timbul akibat jam kerja pada masa pandemi yang tidak teratur dan berantakan. American Psychological Association menyebutkan kelelahan dan stres para pekerja saat pandemi memuncak.
Sistem ‘work from home’ membuat pekerjaan bisa dilakukan setiap waktu, setiap saat, dan di manapun karyawan berada menyebabkan banyaknya tambahan pekerjaan dan sulitnya mengatur pekerjaan tersebut dengan prioritas kegiatan lain di keseharian. Akibatnya, muncul ide ‘quiet quitting’, yang semula marak di media sosial TikTok khususnya di generasi milenial dan gen Z.
Kadangkala, lingkungan kerja juga berpengaruh dalam kinerja seseorang. Seperti salah satu penyebab quiet quitting juga karena minimnya apresiasi di lingkungan kerja serta lingkungan kerja yang dianggap kurang “bersahabat”. Selain itu, penyebab quiet quitting terakhir adalah adanya pemikiran work life balance.
Quiet quitting disebut sebagai respon dari gagasan great resignation. Hal ini berdasarkan fenomena naiknya jumlah para pekerja yang mengundurkan diri setelah pandemi Covid-19. Salah satu alasannya karena merasa tidak puas dan tidak aman dengan pekerjaannya.