“Itu mengapa, walaupun sebenarnya berdampak negatif, kaum tani masih tetap bergantung dengan pupuk kimia, karena mereka belum memiliki opsi lain,” jelasnya.
Kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi saat ini, membuat petani kesusahan lantaran terpaksa harus membeli pupuk non-subsidi yang harganya lebih dari dua kali lipat. Pupuk subsidi jenis urea saat ini harganya sekitar Rp120 ribu per karung. Sedangkan harga pupuk non-subsidi untuk ukuran karung yang sama sebesar Rp280.000.
Harganya berbanding tiga kali lipat kan. Ya artinya misal sawah petani dari proses tanam sampai panen pakai pupuk non-subsidi, maka bisa dapat untung aja pasti susah. Kemungkinannya justru rugi, makanya banyak petani yang menjerit dan ada pula yang mogok tanam,” tandasnya. (*)
Baca juga:
- Alokasi Pupuk Subsidi Rembang hanya Terpenuhi 70 Persen
- Kabar Gembira Bagi Petani Pati, Alokasi Pupuk Subsidi dari Provinsi Ditambah
- Distributor Enggan Mengecer, Petani Lahan Kecil Makin Sulit Tebus Pupuk Subsidi
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati