“Tapi sebenarnya masih ada yang berkeinginan untuk menanam lagi. Untuk saat-saat ini ada wilayah yang berminat membudidaya cengkeh, harganya yang dulu-dulu cengkeh itu rendah tapi sekarang sudah Rp80 ribu sampai Rp100 ribu per kilo kering,” kata Basri.
Dispertan Pati mencatat, desa-desa di Gembong yang masih membudidayakan cengkeh diantaranya Desa Sitiluhur, Ketanggan, dan Plukaran. Komiditas ini juga diketahui hanya dijadikan selingan menanam.
Baca juga: Petani Margoyoso Mampu Panen Kelapa Kopyor 109,50 Hektare
Basri berharap ke depan ada pihak kemitraan yang bersedia membeli cengkeh di Gembong agar minat masyarakat menanam cengkeh meningkat.
Karena komoditas cengkeh ini adalah andalan ekspor Indonesia. Cengkeh Indonesia sebagian besar digunakan oleh industri dan hanya sedikit yang digunakan untuk keperluan rumah tangga.(Adv)
Baca juga:
- Gelar Bimtek di Pati, Anggota DPR Firman Subagyo Ingin Lahirkan Petani Milenial
- Hadiri Bimtek, Dewan Dukung Regenerasi Petani
- Hindari Bahaya Bahan Kimia, Dewan Ajak Petani Budidaya Padi Secara Organik
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram