Selain itu, tanggul yang berada di bagian selatan sungai, juga dalam kondisi yang kritis dikarenakan dampak abrasi dan rob yang tinggi.
Baca Juga: Cegah Kemunculan Klaster Baru, Sedekah Laut di Demak Ditiadakan
Akibat rob juga menyebabkan kerugian bagi petambak ikan dan udang.
“Kerugian petambak cukup besar selain pemeliharaan ikan dan udang hilang karena rob. Juga waktu mulai produksi garam mundur perkiraan dua bulan sudah panen garam. Namun dengan jebolnya tanggul tidak tahu kapan kita bisa panen garam,” tambahnya
Para petambak garam mengharapkan adanya penanganan dari pemerintah untuk memberikan penanganan pada tanggul yang jebol tersebut.
Dengan tidak adanya penutupan tanggul yang rusak, menjadikan produksi garam tidak bisa dimulai.
Baca Juga: Stok Darah Menipis, PMI Demak Gelar Donor Sukarela
“Kami mohon kepada pemerintah entah pemerintah desa, kabupaten, provinsi atau pusat bisa segera menutup tanggul yang rusak sehingga kami bisa mulai produksi garam. Kami sudah menunggu lama tidak ada perhatian dari pemerintah untuk memperbaiki tanggul yang rusak,” ujarnya