Didik Anak Sedulur Sikep, Pemuda Ini Raih Penghargaan Pemuda Pelopor Pati 2021

Pati, Mitrapost.com – Kemerdekaan Indonesia tercipta lantaran dipelopori oleh pemuda-pemuda yang mempunyai pendidikan. Baik pendidikan formal maupun nonformal.

Mereka sadar nasib bangsa harus berada di tangan bangsa sendiri dan kebodohan tidak dapat membangun peradaban yang baik dan menyejahterakan masyarakat. Hal tersebut disadari betul oleh Fenti Kumala Sari (20).

“Pendidikan itu sangat penting karena banyak orang sukses berlatarbelakang dari pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Karena pendidikan dapat mengantarkan generasi bangsa menuju peradaban yang nyata,” ungkap gadis yang akrab dipanggil Fenti ini.

Baca juga: Penilaian Penghargaan Pembangunan se-Indonesia, Dewan Pati Sampaikan 4 Peranan

Namun sayangnya, masih banyak anak-anak di desanya yang tidak sadar dengan pendidikan. Desa yang masyarakatnya masih banyak menganut kepercayaan Sedulur Sikep, beberapa warga tidak terlalu memperdulikan pendidikan formal anak-anaknya.

Baca Juga :   Siswa Dapat Mengukir Prestasi di Tengah Pembelajaran Daring

“Masih banyak anak-anak yang belum sekolah dan kesadaran orang tua akan pendidikan masih rendah. Menurutnya pendidikan terbaik baginya di sawah. Dan mayoritas usia 17 tahun sudah menikah,” ujarnya.

Maka dari itu, gadis yang berasal dari Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo ini berusaha mendidik anak-anak di sekitarnya agar berpendidikan. Agar tak mudah dibohongi dan diakali oleh orang lain.

Baca juga: Rara Mendut, Kisah Perlawanan Penjajahan Warga Pati

Fenti mengajak kawan-kawannya, membentuk Bimbingan Belajar Gratis Cendekia Hebat. Sebuah bimbingan belajar yang dikelola secara mandiri dan tidak mementingkan keuntungan finansial. Ia dan kawan-kawannya murni berjuang ingin mendidik anak-anak di desanya agar lebih pintar dan cerdas.

Baca Juga :   Anggaran Operasional untuk Perpustakaan di Pati Sangat Minim

Bimbingan belajar yang berdiri dari tahun 2017 ini menggelar bimbingan pembelajaran kepada anak-anak sekitar selama seminggu dua kali, yakni ketika hari Sabtu dan Minggu. Sedikitnya ada 15 anak yang mengikuti bimbel ini dalam setiap sesinya.

Ia memfokuskan mendidik anak-anak di usia dini atau anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar.

Menurutnya, bimbingan belajar ini telah berdampak baik kapada anak-anak sekitar. Masyarakat penghayat kepercayaan Sedulur Sikep mulai sadar akan pentingnya pendidikan dengan bukti beberapa anaknya mulai dititipkan di bimbelnya. Dulu anak-anak yang lebih banyak bermain bahkan hingga larut malam, sekarang sudah mulai mau belajar.