Dilansir dari Portal Informasi Indonesia, masyarakat Jawa masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Perlu diinformasikan, Kejawen merupakan ajaran yang dianut oleh para filsuf Jawa dan merupakan kebudayaan dengan ajaran utama membangun tata krama atau aturan dalam berkehidupan yang lebih baik sesuai adat istiadat.
Meskipun Kejawen merupakan kepercayaan, namun Kejawen bukanlah sebuah agama. Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi masyarakat Jawa yang tidak terlepas dari spiritualitas suku Jawa.
Seiring berkembangnya zaman, Kejawen berakulturasi dengan agama yang dianut oleh pengikutnya, sehingga dikenal sebagai Islam Kejawen, Hindu Kejawen, Budha Kejawen, dan Kristen Kejawen. Saat ini kepercayaan Kejawen dianggap kuno bagi sebagian orang. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang menjalankan tradisi, upacara, dan ritual Kejawen seperti nyadran, mitoni, tedhak siten, wetonan, dan lain-lain.
2. Kekerabatan
Sistem kekerabatan dalam masyarakat suku Jawa dikenal dengan sistem kekerabatan bilateral atau garis keturunan ayah dan ibu. Seperti menyebut orang tua laki-laki Bapak/Rama, sedangkan orang tua perempuan Simbok/Biyung. Selanjutnya, Kang Mas/Kakang adalah sebutan untuk kakak laki-laki, sedangkan kakak perempuan adalah Mbakyu. Adhi/Dhimas/Dik/Le merupakan sebutan bagi adik laki-laki, sementara Ndhuk/Denok/Di merupakan sebutan bagi adik perempuan.