Magelang, Mitrapost.com – Kelengkeng menjadi komoditas primadona petani, karena memberikan hasil yang menjanjikan.
Salah satu petani di kabupaten Magelang, Sri Tri yang membudidayakan kelengkeng di Dusun Bangsan Desa Senden Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.
Ratusan bibit kelengkeng jenis New Kristal yang ditanam 4 tahun lalu, kini sudah mulai berbuah. Ratusan kilogram pun sudah terjual dengan pembeli dari berbagai kota.
“Pembeli bisa menunjuk langsung buah kelengkeng yang diinginkan dan dibeli di tempat itu,” kata Sri Tri yang juga ASN Pemkab Magelang, yang ditemui Rabu (29/9/2021).
Untuk memelihara kebun ini, Tri mengaku sudah memberi kepercayaan kepada Marno petani setempat. Ia sebagai pemilik lahan hanya menyediakan modal.
“Saya percayakan kepada petani yang memang ahli di bidangnya,” kata Tri.
Marno yang ditemui di kebun, ia menjelaskan bahwa buah bisa dipanen Ketika lebaran nanti.
“Saya baru memberi pupuk buah untuk bisa dipanen saat lebaran nanti,” katanya.
Terdapat sebanyak 250 pohon kelengkeng yang ditanam dan kini sudah berumur 4 tahun. Adapun harga kelengkeng per kilogram dengan harga Rp40 ribu.
“Sudah mulai panen dan sudah dipasarkan dengan harga Rp40 ribu per kilogram,” ujarnya.
Menurut Marno, membudidayakan kelengkeng hingga berbuah bagus harus tahu rahasianya. Salah satunya adalah soal pupuk. Ia memilih pupuk kandang dari kambing Etawa. Menurutnya, pupuk dari kambing etawa lebih dingin dibanding dari ‘wedus gembel’ yang cenderung lebih panas. Selain itu, pupuknya harus banyak.
Marno juga mengatakan, pentingnya memperhatikan hama, sehingga harus telaten melakukan penyemperotan.
Hama yang sering menyerang adalah semut gramang warna merah. Kemudian bila buah sudah tua sering ada kelelawar.
“Karena itu saat sudah mulai berbuah kecil-kecil, segera kita bungkus dengan fruit cover atau pembungkus buah supaya tidak dimakan kelelawar,” ujarnya.
Hama lain yang sering menyerang adalah ulat. Karena itu, Marno menyarankan ketika saat berbunga ada ulatnya, maka harus segera disemprot obat pembasmi hama.
Marno yang sudah melanglang buana di berbagai daerah di luar Jawa mengaku, membudidayakan kelengkeng sangat menjanjikan. Karena dalam satu pohon bisa berbuah dari 25-50 kg.
“Kalau satu kilogram harganya Rp40 ribu, maka tinggal dikalikan saja setiap pohon bisa menghasilkan berapa,” katanya.
Menurutnya, modal awal untuk budidaya kelengkeng memang cukup mahal. Harga bibit dengan tinggi 1 meter adalah Rp150 ribu.
Menurut Marno, usia paling bagus untuk panen perdana kelengkeng adalah 3 sampai 4 tahun. Namun ada juga yang dua tahun dipanen.
“Kita bisa rekayasa dengan booster buah. Namun rasanya kasihan kalau belum saatnya berbuah tapi dipaksakan,” kata Marno.
Ia juga mengaku, tidak susah dengan pemasaran hasil panen kelengkeng. Karena jika dipasarkan online, maka sudah banyak yang berdatangan untuk membeli. Selain itu, pemasaran juga dibantu dari cara getok tular atau dari mulut ke mulut.
“Kemarin ada rombongan dari Kebumen,” katanya. (*)
Redaksi Mitrapost.com