Kegembiraan serupa juga dirasakan oleh Sukardi (55), warga Desa Lebak, Kecamatan/Kabupaten Grobogan. Sebuah jamban dengan dinding kamar mandi berbahan anyaman bambu, telah terbangun beberapa waktu lalu.
Letaknya berada tepat di halaman belakang rumah. Meski sungai dan jambannya sama-sama berada di belakang rumah, namun Sukardi sekeluarga telah memilih memanfaatkan jamban dan mengubah perilaku BAB sembarangan.
Tempat BAB yang baru itu bisa dipakai oleh anggota keluarganya. Dia dan anaknya, Aris Tinjuwati (34), sama-sama mendapatkan bantuan jamban dari Dinkes Jateng.
“Dua jamban bisa dipakai sekitar enam orang,” sebut Sukardi didampingi putrinya.
Ia pun amat bersyukur karena tak perlu lagi ke sungai yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya untuk BAB. Apalagi, sungai kerap banjir tiap musim hujan tiba. Bahkan, saat tidak meluap pun, permukaan tanahnya sangat licin.
“Enak ten mriki. Mboten kudanan, mboten banjir (enak di jamban sini. Tidak kehujanan, tidak banjir),” ungkap Sukardi.