Kontroversi vaksin Nusantara semakin mencuat, karena tetap melanjutkan uji klinik tanpa mengantongi izin dari BPOM.
Tercatat, sebanyak 20 hingga 28 subjek menjadi relawan uji klinik fase I dari vaksin Nusantara, mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam grade 1 dan 2.
Juga terdapat sejumlah anggota komisi IX DPR RI yang menjadi relawan pengembangan vaksin tersebut.
Baca Juga: Antusiasme Lansia Ikut Vaksinasi Cukup Baik di Bulan Ramadan
Kepala BPOM, Penny Lukito mengatakan, KTD yang terjadi pada relawan diantaranya dalah nyeri lokal, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri kepala, penebalan, kemerahan, gatal, ptechiae, lemas, mual, demam, batuk, pilek, dan gatal.
Sedangkan, untuk KTD grade 3 terjadi pada 6 subjek. Diantaranya mengalami hipernatremi, peningkatan Blood Urea Nitrogen (BUN) dan peningkatan Kolesterol.
Terjadinya KTD grade 3 inilah, yang menjadikan BPOM menghentikan uji klinik vaksin Nusantara. Namun, tim peneliti tetap melanjutkan uji klinik tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Kontroversi Vaksin Nusantara, 46 Tokoh Akan Sampaikan Dukungan kepada BPOM”
Baca Juga:
- PTM Kabupaten Jepara Dimulai Setelah Vaksinasi Guru Selesai
- Pemprov Jateng Siapkan Pelayanan Vaksin Covid-19 bagi Lansia, Saat Malam Ramadan
- Bila Ada Alternatif Lain, Belum Saatnya Pakai Vaksin AstraZeneca
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra
Komentar