Tak hanya itu, menurut sumber lain menyebutkan, lebaran ketupat diangkat dari tradisi oemujaan Dewi Sri; dewi pertanian dan kesuburan, pelindung kelahiran dan kehidupan, kekayaan dan kemakmuran. Dewi tertinggi dan terpenting bagi masyarakat agraris.
Sementara itu, menurut H.J. de Graaf dalam Malay Annal, ketupat merupakan simbol perayaan Hari Raya Islam pada masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke-15. De Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat dari janur berfungsi untuk menunjukkan identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi banyak pohon kelapa.
Warna kuning pada janur dimaknai de Graff sebagai upaya masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari Asia Timur.
Baca juga:
- Tips Jalin Silaturahmi saat Lebaran Secara Online
- Video : H-7 Lebaran, Seribu Lebih Pemudik Masuki Pati
- Menyongsong Lebaran, Kecamatan Jakenan Kumpulkan Ketua Takmir Masjid
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati