Sutio mengungkapkan para pasangan suami istri ini memilih berpisah lantaran ada berbagai faktor. Di antaranya faktor ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan hingga salah satu berpindah agama.
“Paling banyak karena faktor ekonomi,” ujar Sutio yang sering kali juga menangani kasus perceraian.
Apalagi, tambahannya, di masa pagebluk Covid-19 ini banyak suami yang kehilangan mata pencaharian. “Pabrik yang baru dibangun juga yang diterima kebanyakan wanita,” katanya.
Ia menilai faktor-faktor ini sebenarnya bisa diantisipasi apabila pasangan suami istri dapat saling melengkapi dan memahami satu sama lain. “Karena sekarang ini tidak mutlak lelaki yang bekerja, istri juga bisa membantu perekonomian keluarga,” tandasnya. (*)
Baca juga:
Masa Pandemi Tak Pengaruhi Angka Perceraian di Rembang
Keluarga TKI Rentan Perceraian
Cerai Gugat oleh Istri Dominasi Perkara Perceraian di Kudus